Mencari Pelangi

Read The Warning Signs…

Ini cerita untuk mengingatkan sy pribadi terutama, agar selalu Waspada. Begini ceritanya, saat sy n c hubby sedang berdiri di depan taman Sanam Luang samping Wat Phra Kaew sambil asik melihat2 peta buat menentukan lokasi wisata berikutnya, mendekatlah seorang laki2 Thailand lalu bertanya “sedang mencari apa?”. dengan menggunakan bahasa Inggris yg fasih. Singkat cerita setelah tau kita sedang mencari lokasi wisata, akhirnya dia menawarkan jasa Tuk-Tuk menuju 5 tempat lokasi hanya dengan membayar 65 bath. Whaaat? girang dong kita, ko murah banget ke 5 lokasi ga sampe 50 ribu.

Setelah deal, lalu diajaklah kita ke lokasi pertama yaitu Sleeping Buddha Wat Pho. Di lokasi ini kita ketemu orang bule yang ngajak ngobrol ngalor ngidul, sampai bercerita kalau dia ke Thailand setiap tahun untuk membeli emas. Kebetulan saya baru beli cincin emas bermata rubi di Pattaya. Jadi kita bisa ngobrol sedikit nyambung. Masih ditempat yang sama kita bertemu orang  Thailand yg cukup harismatik dan fasih berbahasa Inggris. Kita sempat ngobrol dan kembali yg dibahas mengenai perhiasan emas. Sy pun sekali lagi bercerita baru beli cincin di Pattaya. Lalu terucaplah kalimat “Why Pattayaaa… Phuket is Better.” kata orang Thai tsb. Kala itu sy hanya senyum2 saja dan sedikit tertarik mendengarkan intonasi bicaranya yang mengalun.

Setelah dari Wat Pho kita malah diajak ke toko perhiasan. Kita sih ngikut aja, sy pikir memang biasa kalau pake tour guide itu selalu aja ada tempat wisata yang menjadi “tempat wisata titipan” kalau istilah sy mah hehe. Misal kalau ke RRC kita akan selalu diajak ke pabrik obat dan atau toko perhiasan, Di Belgia ke pabrik pembuatan berlian dll, walaupun sebenarnya lokasi2 tsb ga ada dalam Itinerary.

Di dalam toko perhiasan yg saya datengi itu ada pengunjung lain yg sedang melihat2 dan didampingi pramuniaga. Saya pun melihat2 perhiasan yang dipajang di etalase. Tapi boo harganya ko muahal2 amat ya. Sempet sy itung2 dan bandingin dgn cincin yg baru sy beli, kynya harganya ga masuk akal. Akhirnya kita pun hanya melihat satu etalase dan bergegas keluar menuju tuk-tuk.

Dalam perjalanan dari toko perhiasan menuju lokasi wisata berikutnya yaitu Golden Mount (Phukhao Thong Wat Saket) c driver sempet nanya “Apakah sy membeli perhiasan di tempat tadi?” dengan bahasa Inggris yang fasih juga. Sy pun jawab “Tidak, sebab saya sudah beli cincin di Pattaya.” Sesampainya di Wat Saket mang tuk-tuk bilang, dia hanya bisa mengantar sampai lokasi ini. Saya pun tidak keberatan karna saat itu memang sudah menjelang pukul 6 sore. Dan sy membayar 65 bath ke mang tuk-tuk, atau mungkin lebih untuk ngasih tips. Tapi suwer deh pikiran sy spt bingung dan kosong sambil merasa ada yang aneh.

Tapi karna udah sampe di tempat wisata Wat Saket, sy ga mau mikirin dulu apa yg salah dan aneh tsb. Sy malah berpikir sayang kalau Wat Saket dilewatkan begitu saja. Hari sudah menjelang senja, kitapun bergegas menaiki 344 anak tangga untuk mencapai kuil buddha. Lalu berkeliling sebentar di kuil sambil jeprat jepret. Tapi lagi asik foto2, tiba2 seorang biksu mendekati saya dan sedikit menempelkan badannya sambil bicara dalam bahasa Thailand. Sy pun kaget sambil bingung karna ga ngerti apa yang diucapkanya. Anehnya c Biksu terus bicara dengan suara pelan. Sampai akhirnya sy menjauh dan bilang “I’m sorry, I don’t understand.” sambil berlalu. Posisi suami mmg aga jauh, karna dia sedang pegang kamera n moto2 sekeliling termasuk moto sy dari jauh.

Lalu kita pun langsung kembali ke hotel. Sesampainya di hotel kita merasa ada yg aneh dan ganjil, tapi ga ngerti “apa ya?”. Saya tuh skeptis sama sesuatu yang didapat dengan mudah atau ada kejadian “kebetulan” yang berturut2. Sy n c hubby merunut lagi kejadian hari itu karna penasaran dan merasa ada yg ganjil. Pertanyaan kita kala itu “Kenapa harga tuk-tuknya ko murah banget?” “Kenapa ada bule tiba2 ngajak ngobrol kita panjang lebar.” “Kenapa ko hari rasanya semua orang begitu baik dan orang Thailand yg kita temui semua fasih berbahasa Inggris.” Saya pun memeriksa barang2 yg tadi sy bawa dan pakai, semua lengkap dan tidak ada yang hilang. Setelah kebingungan dan ga dapet jawaban, lalu kita membuka peta, buat melihat lokasi2 wisata yang tadi kita datangin. Pada saat membuka peta lebar2 terlihatlah tulisan “WARNING!” Beware of taxi or tuk tuk driver offering ride to discount Jewelry stores or entertainment venues. You may risk buying fake goods or other forms of deceptions. Firmly decline when approached and report any such incidents to the Tourist Police Telephone number 1155.

OMG… tulisan WARNING yang bahkan si penipu itu menulis2 sesuatu dengan tangannya sampai tak terlihat oleh kita. Baru sadar… kita hampir aja tertipu. Jumlah penipu tsb minimal ber-4 kalau dalam kasus sy. 1 orang yang pertama kita temui di Emerald Buddha, 2 orang termasuk 1 bule di Wat Pho. Dan 1 orang driver tuk-tuk. Sedangkan Biksu di Golden Mount sy rasa bukan termasuk kelompok mereka, karna sy ketemu Biksu tsb setelah mereka memutuskan untuk tidak mengantar ke tempat wisata berikutnya. Sang Biksu sepertinya menganggap sy sbg orang Thailand, dan mungkin mengingatkan sy ngapain magrib2 masih keluyuran..hmm.

Begitulah kejadian yang selalu sy ingat dan bikin sy lebih waspada dalam setiap bepergian kemanapun. Berdoa dan berpikir jernih serta positif selalu diperlukan dalam setiap langkah kita. Dan berharap selalu berada dalam lindungan NYA.

One comment

  1. Pingback: Jambu Bangkok | Mencari Pelangi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: